Oleh. Dr. Mohammad Saleh Nurmustakim, SPi, M.Si
Masyarakat dan
Provinsi Sulawesi Tengah sebagaimana provinsi lain di Indonesia, telah sukses
melaksanakan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dengan terpilihnya Bapak Dr.
Anwar Hafid S.Sos, M.Si dan dr. Reny A. Lamadjido Sp.PK, M.Kes, yang secara
resmi telah dilantik pada tanggal 20 Februari yang lalu oleh Presiden Prabowo
secara serentak di Istana Negara. Momen
awal kerja, setelah retreat membuat nuansa yang sangat bersahaja karena
bertepatan dengan masuknya Bulan Suci Ramadhan. Setiap individu masyarakat yang
telah menyalurkan aspirasinya, pastinya menginginkan bahwa kepala daerah yang
terplih akan membawa daerahnya kepada level daerah yang Baldatun Thoyyibatun.
Kalimat Baldatun Thoyyibatun secara makna negeri
yang kaya dengan sumberdaya alam yang melimpah, yang dikiaskan dalam Kitab Suci
Al-Qur’an adalah sebuah Negeri yang bernama Saba terletak di daerah Syam saat
ini, dipimpin oleh seorang Ratu. Dalam
penjelasan tafsir kalimat Baldatun Thoyyibatun ditambahkan dengan wa Robbun
Gafur sehingga memiliki pengertian negeri yang baik penuh dengan ampunan
Allah, sehingga memiliki makna yaitu sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan
dengan segala kekayaan alamnya dan potensi sumberdaya ditambah dengan kebaikan
prilaku penduduknya. Pada era sekarang
ini, prilaku penduduk bisa berkonotasi juga dengan prilaku pemimpin atau
pemerintahnya, karena konsep demokrasi bahwa bagaimana pemimpinnya adalah
gambaran bagaimana kondisi penduduknya.
Gubernur Sulawesi
Tengah Dr. Anwar Hafid S.Sos, M.Si pada Khotbah Iedul Fitrinya 1446 H di
halaman kantor ESDM Provinsi Sulawesi Tengah menyampaikan bahwa daerah kita
Sulawesi Tengah sebenarnya adalah daerah yang kaya bahkan bisa jadi ibarat
sekeping tanah surga yang jatuh di Bumi Khatulistiwa. Pernyataan ini adalah sangat mendasar karena Sulawesi
Tengah memiliki kekayaan yang hampir komplit.
Memiliki 4 (empat) perairan dengan kekayaan perikanan dan lautnya yaitu
Selat Makassar, Laut Sulawesi, Teluk Tolo dan Teluk Tomini, hasil pertanian
yang melimpah seperti padi, jagung, kakao, cengkeh, kelapa dalam, buah-buahan,
ternak, hasil hutan hingga sumberdaya alam nirhayati seperti nikel, timah,
bauksit, minyak dan gas. Tetapi mengapa
kekayaan alam yang melimpah ini, belum optimal dirasakan oleh masyarakat dimana
tingkat kemiskinan Sulawesi Tengah masih tergolong tinggi sebesar 11,04 persen
di September 2024, dengan Garis Kemiskinan per kapita tertinggi se-Regional
Sulawesi sebesar Rp. 608.687 kap/bln, selain itu, pengelolaan sumberdaya alam belum
signifikan dan belum optimal mengungkit naiknya pendapatan asli daerah, yang
pada tahun 2024 baru mencapai Rp. 2.1 trilyun atau 2 berbanding 3 dengan
pendapatan transfer dan memilik defisit sebesar Rp. 161 milyar pada tahun
tersebut.
Konsep awal, Gubernur
dan Wakil Gubernur dalam mengubah paradigma wajah Sulawesi Tengah yaitu dengan
pendekatan 9 (Sembilan) cita-cita besar atau Nawacita Berani untuk membawa
Sulawesi Tengah Nambaso pada semua sektor Pembangunan adalah cukup menjanjikan
terjadinya perubahan. Cita-cita besar
itu, adalah Berani Cerdas, Berani Sehat, Berani Sejahtera, Berani Lancar,
Berani Menyala, Berani Makmur, Berani Berkah, Berani Harmoni dan Berani
Berintegritas untuk Sulawesi Tengah. Frasa ‘berani’ merujuk pada keberanian
melaksanakan tugas yang dilandasi dengan keikhasan dan ketundukkan kepada Sang
Pencipta. Sehingga apa yang tidak bisa
menjadi bisa dilakukan bahkan apa yang tidak mungkin akan menjadi mungkin
terlaksana. Selain itu, komitmen kerja
juga dibarengi dengan berani mengaji dan berani sholat tepat waktu. Kebijakan ini bisa menjadi fenomenal di
Indonesia, dengan profil seorang gubernur yang lain dari biasanya bahkan dari
gubernur-gubernur Sulawesi Tengah sebelumnya. Kebijakan yang berani
menyandingkan keterlibatan Tuhan dan pemerintahan dipastikan memiliki tanggung
jawab dan komitmen yang tinggi, karena secara individu pertanggungjawaban juga
langsung kepada Tuhannya disamping masyarakat yang dilayaninya.
Surat Edaran Gubernur
tentang penghentian setiap rapat atau aktivitas apa saja 30 menit menjelang
adzan adalah sederhana tetapi mengharapkan konsekuensi tingkat tinggi, bahwa
tugas fungsi apa saja yang akan anda lakukan tidak akan berkah jika anda tidak
mengingat Tuhan. Keberkahan disini mengandung arti terarah, terukur, tepat,
benar dan integritas tinggi. Dalam sambutannya di Rapat Koordinasi, pada
tanggal 4 maret, di depan para ASN struktural, fungsional dan staf, Gubernur
Sulawesi Tengah pun menyampaikan untuk menolak segala hal yang bersifat suap
menyuap, mencari-cari muka, propoganda dan segala trik yang sudah dipahami oleh
Gubernur selagi beliau bertugas lama sebagai seorang birokrat. Sebaliknya
beliau mengharapkan ASN adalah yang menampilkan inovasi, kompetensi dan
pengabdian yang baik serta menjunjung pelayanan prima kepada masyarakat.
Dengan membawa visi
pembangunan 5 (lima) tahun Berani Mewujudkan Sulawesi Tengah sebagai Wilayah
Pertanian dan Industri yang maju dan berkelanjutan 2025-2029, membutuhkan
tenaga-tenaga terampil sebagai pembantu dan pelaksana Gubernur dan Wakil
Gubernur Sulawesi Tengah sebagai top manajer daerah dan decision
maker. Tentunya bukan pelaksana yang asal comot sana-sini, dengan tidak
memperhatikan kompetensi dan keahlian atau ‘the wrong man in the wrong
place” istilah kondisi dimana seseorang diletakkan pada peran yang tidak
sesuai dengan skill dan kemampuannya maka akan sangat berpotensi negatif pada
konsekuensi dan kegagalannya. Benarlah
hadits Nabi bahwa apabila suatu perkara atau jabatan diserahkan kepada yang
bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya.
Bahkan hadit ini mengidentifikasikan bahwa jika hal ini sering terjadi,
adalah tanda-tanda kiamat sudah dekat.
Pernyataan-pernyataan
diatas, merupakan angin segar atau layaknya air segar menyirami bunga yang kian
lama tidak menerima hujan. Sesungguhnya
harapan baru ini yang diinginkan. Pemerintahan yang high competency,
pemimpin yang amanah dan masyarakat yang alim adalah unsur-unsur yang dimiliki
oleh daerah-daerah yang bercirikan Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun
Ghafur.
Mengutip sebait Q.S 7
ayat 96 dari yang disampaikan oleh Gubernur Sulawesi Tengah saat Khotbah Idul
Fitri 1446 H, bahwa sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan
bumi. Ayat ini menjanjikan bahwa jika penduduk suatu negeri beriman dan
bertakwa, maka Allah akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi, keberkahan
tersebut dapat berupa hujan yang lebat, tanaman yang subur, buah-buahan yang
melimpah, rezeki yang banyak, dan keamanan, sehingga sangat ditekankan untuk
beriman dan bertakwa dalam meraih keberkahan Allah.
Maka sangat benar
jika pada periode tahun pertama kemepimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur
menekankan untuk penguatan fondasi transformasi khususnya transformasi tata
kelola yaitu kelembagaan dan regulasi tepat fungsi, kualitas ASN berbasis
merit, pelayanan publik berbasis TI, serta penguatan kapastitas masyarakat
sipil. Karena bagaimana mungkin sebuah
pemerintahan akan berjalan baik apabila para pemangku kepentingannya tidak
amanah, sering berbuat curang, menghalalkan segala acara, maka justru hal itu
yang menjadi penghambat pembangunan bahkan bisa menimbulkan amarah dan bencana
dari Allah seperti kelanjutan Q.S 7 ayat 96 tersebut yaitu “akan tetapi,
mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). maka, Kami menyiksa mereka
disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.
Pemerintahan yang baik, tentunya adalah pemerintah yang bekerja, melayani, mengayomi masyarakat tetapi bukanlah pemerintah yang sibuk akan rotasi jabatan, sikut menyikut, melaksanakan pembangunan tidak sesuai perencanaan, manajemen out the context (pembangunan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan) dan kontibusi negatif lainnya. Maka untuk mewujudkan Sulawesi Tengah yang baik dan penuh dengan keberkahan, beberapa hal yang wajib dilakukan yaitu: Pertama, ikhlas beribadah kepada Allah (Ihlashul Ubudiyyah Lillah). Kedua, akhlak pemerintahnya dan penduduknya yang mulia, ahlak yang mulia merupakan pilar terwujudnya masyarakat dan daerah yang barokah. Ketiga, sifat amanah yang menyebar dan membumi setiap Individu menjalankan kewajiban dan amanah yang dipercayakan kepadanya dengan baik, tidak ada korupsi, suap-menyuap dan pengkhianatan lainnya. Keempat, adanya keseimbangan yang indah antara urusan dunia dan akhirat. Kelima, bertaubat meraih ampunan Allah. Itulah di antara pilar terwujudnya negeri yang baik dengan Rabb yang Maha pengampun. Semoga Allah mudahkan Sulawesi Tengah menjadi negeri yang diberkahi Allah dan menjadi Negeri “baldatun thoyyibatun warabbun ghofur”. Selamat merayakan Hari Kemenangan 1446 Hijriyah, Mohon maaf lahir dan bathin. Semoga Allah menerima segala amalan kita. Taqobbalallahu Minna wa Minkum.
*Penulis ASN di Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah