Sabtu, 18 Oktober 2008

GAMBARAN KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH

Setiap tanggal 17 Oktober diperingati sebagai hari anti kemiskinan. Dengan peringatan itu, kita diajak untuk selalu me-review tentang kondisi masyarakat miskin di sekitar kita, daerah bahkan negara sesuai dengan posisi dan peran kita masing-masing. Lalu menjawab pertanyaan apakah masyarakat miskin berkurang atau malah bertambah.

Untuk daerah kita di Sulawesi Tengah sesuai data BPS tahun 2008 ada sekitar 210.378 Rumah Tangga Miskin (RTM) yang tersebar di 9 kabupaten dan 1 kota. Data diambil berdasarkan jumlah RT penerima BLT tahun 2008 dan apabila dibandingkan dengan Jumlah rumah tangga se-Sulawesi Tengah sebanyak 567.664 maka tingkat kemiskinan di Sulawesi Tengah masih cukup tinggi yaitu sekitar 37,06 %.

Jumlah RTM tertinggi terdapat di Kabupaten Donggala yang mencapai 49.909 kk, sebuah kabupaten tertua di Sulawesi Tengah dengan jumlah penduduk terbesar (465.890 jiwa) dan yang terluas wilayahnya (10.471,71 km2). Sebuah tantangan besar bagi setiap kepala daerah di daerah tersebut.

Selanjutnya untuk kabupaten dengan jumlah RTM tertinggi secara berturut-turut yaitu Kabupaten Parigimoutong (27.018 kk), Kabupaten Poso (20.749 kk), Kabupaten Banggai (20.501 kk), Kabupaten Toli-Toli (18.901 kk), Kabupaten Morowali (17.552 kk), Kabupaten Tojouna-Una (16.797 kk), Kabupaten Banggai Kepulauan (13.718 kk), Kota Palu (13.376) dan Kabupaten Buol (11.857 kk). (Data BPS, 2007).

Yang sedikit menggembirakan bahwa jumlah persentase penduduk miskin pedesaan di Sulawesi Tengah pada tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2007 mengalami penurunan yaitu dari 26,37 % menjadi 24,97 % demikian juga persentase penduduk miskin perkotaan dari 15,52% menjadi 12,86%. (Diolah dari data Susenas, BPS, 2007).

Masyarakat nelayan di Sulawesi Tengah diperkirakan adalah kelompok masyarakat dengan persentase kemiskinan yang tertinggi dari total kemiskinan di Sulawesi Tengah didasarkan pada data BPS tahun 2004 menunjukkan bahwa persentase orang miskin pada kelompok nelayan jauh lebih besar dibanding pada rata-rata penduduk Indonesia. Kondisi ini tampak dari Indeks kemiskinan ( Poverty Headcount Index, PHI ) nelayan sebesar 0,28 yang berarti setiap 28 orang nelayan dari 100 orang nelayan termasuk dalam kategori miskin, jauh lebih tinggi dari PHI nasional sebesar 0,18. Sulawesi Tengah sendiri memiliki panjang pantai sekitar 4.013 km dan sepanjang pantai tersebut memiliki kampung-kampung nelayan dengan kehidupan yang sangat sederhana.

Oleh karena itu, sangat diperlukan langkah-langkah pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Program-program pemberdayaan yang ada hendaknya lebih kreatif. Bukankah realisasi program pemberdayaan telah ada sejak 15 tahun yang lalu tetapi pengurangan angka kemiskinan belum terlalu signifikan. Sebab itu program-program pemberdayaan terus dievaluasi dan didesain sesuai dengan kondisi dan karakteristik daerah masing-masing.

Tidak ada komentar:

KEPATUHAN DAN KETAATAN DALAM SINERGITAS KERJA MENGHAPUS KEMISKINAN

Oleh. Dr. Mohammad Saleh N. Lubis, S.Pi, M.Si* Bulan Oktober dikenal sebagai momen kesejahteraan umat manusia, dikarenakan pada bulan ini di...